Awalnya tahun 2021 lalu, film biopik “Susi Susanti-Love All” yang diambil dari cerita pemain bulutangkis tunggal putri legendaris Indonesia, Susi Susanti, diganjar Piala Citra 2020.

Laura Basuki, si artis aktor Susi Susanti, dipilih menjadi juara Aktor Khusus Wanita. Film ini memperoleh nominasi kelompok film terbaik dan 12 nominasi untuk kelompok yang lain.

Sebatas mengira-ngira, saat Daniel Mananta dan Reza Hidayat memproduseri film yang menceritakan perjalanan hidup Susi Susanti sampai raih medali emas Olimpiade 1992 di Barcelona, saya percaya maksudnya bukan sebatas untuk raih penghargaan.

Saya percaya, ada keinginan yang lain ingin diraih dalam pengerjaan film ini. Jika bisa menebak, Daniel-Reza ingin supaya warga Indonesia semakin dapat menghargai perjuangan beberapa olahragawan yang sudah mengharumkan nama bangsa di ajang dunia.

Terhitung keinginan supaya atlet-atlet bulu tangkis Indonesia, intinya di bidang tunggal putri, dapat menduplikasi kegigihan, semangat tidak mudah menyerah, dan berprestasi pada tingkat global seperti Susi Susanti.

Beberapa pemain tunggal putri di Pelatnas PP PBSI seperti Gregoria Mariska, Ruselli Hartawan, Fitriani sampai mereka yang belasan tahun seperti Putri Kusuma Wardani dan. Stepanhie Widjaja, diinginkan dapat tumbuh jadi “Susi Susanti Baru”.

Keinginan yang entahlah sampai kapan akan kesampaian. Karena, walau hampir berakhir 29 tahun semenjak Susi menaklukkan Bang Soo-hyun di final tunggal putri Olimpiade 1992. Stidak ada kembali tunggal putri Indonesia yang raih prestasi sama di Olimpiade.

Jangankan juara di Olimpiade atau di tingkat Asian Games, untuk dapat menyaksikan tunggal putra. Indonesia naik tribune juara di tingkat kompetisi BWF World Tur saja. Ssulitnya seperti cari jarum di timbunan jerami.

Tunggal putri Indonesia tersisih cepat di Thailand Open 2021

Walau sebenarnya, beberapa pembenahan telah dilaksanakan oleh PP PBSI untuk mengoles tunggal putri. Salah satunya datangkan Rionny Mainaky sebagai pelatih.

Rionny awalnya sukses mengoles tunggal putri Jepang seperti Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi jadi pemain yang berprestasi pada tingkat dunia. Okuhara (25 tahun) pernah menjadi juara dunia 2017 dan Yamaguchi (23 tahun) menjadi juara Asia 2019.