Apa anda pecinta badminton tanah air, memandang monitor TVRI Sabtu (30/1) siang hari ini? Apa anda mengawasi akun-akun badminton di media sosial dalam kurun waktu itu?

Jika ya, karena itu anda tentu setuju, laga semi final BWF World Tur Finals 2020 yang menghadapkan sabung ayam online wakil satu-satunya Indonesia hadapi pasangan Korea Selatan sebagai laga yang kuras emosi dan mengetes jantung.

Tatap muka dua pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan hadapi Choi Solgyu/Search engine optimization SeUung-jae. Ini tatap muka penuh gengsi di antara dua angkatan berlainan. Hendra/Ahsan sebagai pasangan senior, 3x kalah atas wakil Negeri Ginseng itu.

Sebelumnya di Hong Kong Open 2019, lalu dua kekalahan berturut-turut dirasakan The Daddies dalam dua minggu ini. Jika tahun kemarin, Choi/Search engine optimization harus berusaha tiga game, di dua pertandingan paling akhir, mereka sanggup membuat pasangan pemilik dua gelar All England itu berserah straight set.

Kemenangan di perempat final Yonex Thailand Open dan penyisihan group 2 hari lalu, rupanya tidak automatis menggaransi hasil sama untuk Choi/Search engine optimization. Begitupun rekor positif mereka yang tidak pernah kalah di set knock out super seri, tidak dapat demikian saja di-copy-paste.

Yang mereka hadapai bukan pasangan asal-asalan. Hendra/Ahsan yang punyai jam terbang tinggi. Banyak pasangan muda tidak enggan mengaku The Daddies sebagai pujaan. Bukan hanya karena dedikasi yang tidak juga putus di atas lapangan laga, deretan prestasi yang dicapai walau dalam umur dan keadaan yang kurang bagus.

The Daddies yang maju ke semi final sebagai runner up Group B pada akhirnya menunjukkan kemampuan mereka. Umur bukan aral untuk berprestasi. Dengan deretan pengalaman, ke-2 nya dapat memperlihatkan ketidaksamaan di atas lapangan laga.

Choi/Search engine optimization, juara Group B, memulai game pertama secara baik. Sempat ketinggalan dalam posisi 14-17, ke-2 nya sanggup menyamai posisi. Score seimbang 18-18, sampai 20-20. Keadaan ini pasti membuat jantung beberapa fan The Daddies berdetak kuat. Apa lagi Ahsan 2x memberi point gratis tersebab servis faults.

Kemenangan di game pertama membuat Ahsan/Hendra semakin oke. Kebalikannya, pasangan muda Korea itu nampak mulai hilang konsentrasi. Catatan prima di sesi kualifikasi rupanya belumlah cukup untuk menangani penekanan di pertandingan hidup-mati ini.